Saturday 24 May 2008

Batik di Prom Kamu

Bagi kalian yang punya budget buat ngerancang baju kelas desainer, ada baiknya langsung menemui sang desainer untuk menentukan baju apa yang cocok. Mau modern apa tradisional, pasti bisa!! Dulu kata Ichwan H Toha, desainer di kawasa Pondok Indah, rancangan baju prom kurang berani Memang sudah mengikuti trend tapi pada umumnya tetap mengikuti selera anggota keluarga dan teman - teman. Jadinya, mengandalkan baha, model dan warna yang itu- itu saja. Sekarang, pilihan makin beragam. Info fashion berlimpah dan mengikuti trend party tematis. Ada dress code yang harus ditaaati. Dari catatannya, ada hal menarik saat ini. Hampir semua yang memesan memberi catatan : HARUS ADA UNSUR PITA. Pita bisa ditali di bahu, dada, lengan, ujung baju. Enggak tau kenapa mereka pada suka pita. Kebanyakan tema sekarang adalah modifikasi baju bernuansa batik. dari sisi etnik , sekarang sudah banyak yang menggunakan motif batik dan jumputan terus dikemas modern. Trend ini berlang sung satu tahun terakhir. Thaun ini yang memakai batik makin berani. Jadi boleh - boleh saja prom pakai batik. Tapi diperlukan kehati- hatian dalam mendesain batik. Soalnya, kalau salah desain bisa - bisa berubah jadi ulun. Ichwan punya tips untuk mengatasinya. Buat cowok, batik sebaiknya dicampur bahan polos. Misal batik coklat ditambah bahan hitam, kemudian tambahan unsur tuksedo. Batikyang manis untuk digunakan sebagai detail, untuk cewek, desain lebih beragam. Bisa memilih batik diatas kain sutra atau chiffon. Pilihan yang disarankan batik dengan unsur warna emas. Dia berpesan buat remaja jangan memilih desain yang cari amannya saja. Cari yang terlihat muda atau unik, ada unsur adventurenya, senang - senangnya dan ekspresif. by Ajuz sisadur dari kompas

Thursday 22 May 2008

batik modern

                    

                   
             
Beberapa model baju yang berbahan baku batik. Sebenarnya masih banyak, tapi di atas ini adalah beberapa dari mereka by: Merien

Dulu dan Sekarang

Anda bisa lihat batik yang dulu hanya dipakai oleh bapak-bapak atau ibu-ibu.... sekarang batik yang menjadi identitas bangsa ini, sekarang bisa menjadi trend mode pakaian yang keren banget. Sekarang bisa kalian jumpai di toko-toko yang menjual pakaian-pakaian... batik dengan berbagai motif ditawarkan. ada batik Solo, tapi dibuat model baby doll dengan rok panjang atau pendek. Ada juga batik dengan model ibu-ibu hamil yang mempunyai kerutan di bagian atas perut. Batik memang sudah menjadi trend pakaian yang sangat digandrungi, selain modelnya yang sudah bermacam-macam, batik juga membuat diri kita terkesan glamour dan feminim. So.... kenapa nggak pake batik?  selain memakai baju yang super keren ini, kita juga bisa mempopulerkan identitas bangsa Indonesia ini. By : Me_rien

Saturday 17 May 2008

BATIK MINANG ALA RAIZAL RAIS

Batik Solo, Pekalongan, atau belakangan batik Kalimantan yang popular dengan sebutan Sasirangan, sudah dikenal luas di kalangan masyarakat. Tapi, batik Ranah Minang? Tak banyak yang tahu. Selama ini Sumatera Barat yang kaya seni kerajinan, memang lebih mencorong dengan kerajinan bordir dan sulamannya. Di tangan Raizal Rais, perancang mode yang rajin menampilkan bordir dan sulaman, batik Ranah Minang tampil dengan segala keunikannya. "Dari coraknya, batik Minang tidak kalah cantik dengan batik asal Pekalongan, Solo, Yogyakarta, dan Cirebon, yang sudah punya pamor," kata Buyung, panggilan akrabnya, usai pergelaran bersama sejumlah desainer lainnya di Jakarta baru-baru ini. Sekilas, batik Minang ini hampir tak berbeda dengan batik Solo. Apalagi, motif sogan Solo yang didominasi warna cokelat memiliki warna dan motif tampak mirip dengan batik Minang. Namun, bila diperhatikan lebih dekat, batik Minang ini memiliki ciri khas dari teknik pengerjaan dan penempatan motif. "Kekhasan batik Minang terletak pada pembuatannya yang menggunakan tanah liat sebagai media perendam," ungkap Buyung. Itu pula sebabnya, batik Minang ini disebut dengan istilah Batik Tanah Liek (tanah liat). Untuk menonjolkan ciri khas ornamen Minangkabau, Buyung memanfaatkan motif asli seperti Rumah Gadang, sebutan untuk rumah adat Minang. Ada pula motif lainnya yang tak dijumpai pada batik Jawa umumnya. "Sebagian besar berbentuk ornamen tanaman dan fauna yang popular di Sumatera Barat," ujarnya. Buyung, yang mengepalai bagian Humas di Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI), memilih sutra sebagai bahan dasar batik. Menurutnya, di atas sutra, motif batik akan terlihat lebih indah dan tampil utuh dengan detailnya. Bahannya yang lembut dan halus, membuat kain jatuh dengan baik di tubuh pemakainya. "Selain itu, pamornya juga lebih tinggi," kata pria bertubuh tambun ini dengan ramah. Corak Batik Tanah Liek yang kaya, membuat Buyung dengan mudah bisa memodifikasi garis rancangannya. "Saya memadukan gaya tradisional dan internasional," ujarnya. Kain batik Minang Tanah Liek ini bisa dikombinasikan dengan bahan sifon dan brokat bergaya latin. Jadilah batik berpadu bolero berbordir, dengan longtorso dari kulit. Meski awalnya kain ini digunakan oleh para datuk, namun Raizal Rais mengatakan bahwa kain batik Ranah Minang itu bisa dikenakan oleh pria maupun perempuan. Untuk pria bisa dipakai sebagai kemeja, sedangkan untuk kaum perempuan bisa untuk gaun malam dan selendang. Pemakainya pun tak dibatasi usia. "Batik Tanah Liek cocok untuk remaja dan dewasa," katanya. Buyung sendiri menyebut rancangannya cukup banyak diminati penggemar mode Jakarta. Satu stel kain batik berupa kain panjang lilit dan selendang dijual Buyung dengan harga Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta. Untuk memperoleh kain batik, Raizal bekerjasama dengan pengrajin batik asli yang berdomisili di Padang. Ia tak merancang sendiri motif Batik Tanah Liek, namun menyerahkan desain motifnya pada pengrajin asli. Di Padang, hanya ada satu pengrajin batik. Wirda Hanin, namanya. Perempuan yang menekuni batik sejak tujuh tahun silam ini rajin mencari motif asli Minang untuk dituangkan ke dalam desain batik. Ada motif tabuik, air kelok paku, kabau padati, dan merawan. Untuk motif fauna, Wirda mengeksplorasi ayam kinantan dan kabau silung, yang merupakan ciri khas Padang. Karena hanya dimiliki oleh ranah Minang inilah maka motifnya berbeda dengan motif di Jawa ataupun lainnya. Asal Usul Batik Tanah Liek Batik Tanah Liek sendiri sebenarnya tak jelas asal-usulnya. Namun, menurut Wirda Hanin, batik Minang ini memang memiliki akar dari batik Jawa. Konon, Bundo Kanduang yang menikah dengan adik Adityawarman yang menjadi raja di Singosari, membawa batik sampai ke Minangkabau. Setelah menikah, adik raja Adityawarman yang tak diketahui namanya itu menetap di Minangkabau. Ia membawa serta para pekerja dari tanah Jawa. Pekerja inilah yang awalnya membuat batik dan kemudian berkembang turun-temurun di Padang. Lama setelah itu, batik menghilang. Pada era 1970-an, batik kembali hidup lewat usaha Ratna Sari Harun Zain, istri gubernur. Menurut penuturan Yal Darwis dari Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Sumatera Barat, Ratna Sari mulai menggali keberadaan batik Ranah Minang setelah melihat batik berpotensi menjadi ciri khas kebudayaan masyarakat Sumatera Barat. Dari Ratna Sari penggalian itu dilanjutkan oleh Djusmaini Azwar Anas, istri gubernur Sumbar, Azwar Anas. Pada rentang waktu antara akhir tahun 1970-an sampai 1990-an, Batik Minang Tanah Liek tak terdengar gaungnya. Hingga pada 1995, Batik Minang Tanah Liek ini mulai dihidupkan kembali oleh Wirda Hanin. Awalnya, dia mengaku belajar secara otodidak di Padang. Karena tak puas, Wirda memutuskan belajar di Yogyakarta selama beberapa bulan. Itu pun hanya untuk mempelajari perbandingan warna batik Jawa dan batik Minang. Tak heran, meski berasal dari Ranah Minang, batik ini masih memiliki sentuhan Jawa. Meski demikian, Wirda tidak mau disebut mencontoh batik dari Jawa. Menurut dia, ada yang membedakan antara proses pembuatan batik Jawa dan Batik Minang Tanah Liek. "Batik Minang Tanah Liek direndam dengan tanah kenyal (tanah liat). Batik Jawa kan tak mengenal rendaman dengan tanah liek," kata Wirda. Proses pembuatan Batik Minang Tanah Liek ini memang unik. Setelah dibentuk motifnya dengan menggunakan canting, batik tersebut direndam di tanah liat. Rendaman dilakukan selama seminggu. Namun belakangan, Wirda ragu akan ketahanan warna tersebut. "Saya ragu apakah ini akan tahan lama," jelas perempuan kelahiran Batu Sangkar, Sumatera Barat, 8 Juni 1952 ini. Keraguannya itu mendorong dia melirik cara lain. Sebagai pengganti tanah liat, Wirda mengaku merendamnya dengan menggunakan warna tumbuh-tumbuhan. Tujuannya, untuk menimbulkan efek warna yang indah dan tidak mudah pudar. Tumbuh-tumbuhan yang dia gunakan, antara lain daun mangga, mengkudu, jambu, pepaya, dan tumbuhan yang berdaun hijau. "Saya jamin batik buatan Ranah Minang warnanya tahan lama," tegas Wirda.

Friday 9 May 2008

BATIK IKAT ( ENGLISH VERSION)

Who doesn't know batik?. The beauty of Indonesian's traditionitonal clothes has been known in all over the world. Batik often adorns some fashion magazines in the world. Not the only that, a lot of world figures like ex president of South Africa Nelson Mandela worn a shirt which is made from Batik clothe. Batik is an inheritance of Indonesian's ancestors and until now it is still exist. Batik were introduced to the world by ex- President of Indonesia Soeharto at the first time, who at that time worn batik at PBB Conference. Batik technique has been known for a thousand years ago. There's no clear information about the origin of batik. The technique of batik was guessed from Sumeria , then it is expanded in Java after it was brought by Indian's traders. At the time batik can be found in many countries, for instance, Indonesia, Thailand, malaysia, Srilanka and Iran. Besides of Asia, batik is also popular in many countries in Africa. We can get some popular batik in Indonesia for example, in Bali, Palembang, Lombok, Toba, Sumbawa, and Java. One of the Javanese Batik is Batik Ikat. It means string or tie. It is not like traditional batik which use wax and canting( small dipper which apply wax). The process of making batik ikat is easy. First of all, you have to tie the clothe and then immerse it into dye liquid. This process produces various of design polkadot, star, line and symmetrical. Now, batik is made for tourism industry, especially in tropical zones. The authenticity of batik ikat produces an unique creation in design and skill side. This uniqueness also makes batik ikat is able to perform its exist ency among hi- consciousness of people and they are who looking for something different. Batik ikat is looked fashionable and stylish. BY : AJUZ